Rabu, 13 Juli 2011

It is not that women feel too much guilt – but that men feel too little



Aku ingat seorang sahabatku mengutip perkataan dosen pembimbing skripsinya, bahwa perselisihan dan kesalahpahaman adalah semata karena perbedaan discourse yang melatarbelakangi tiap orang itu berbeda-beda.

Kebiasaan membentuk nilai, nilai membentuk norma, norma membentuk suatu masyarakat, lalu terbentuklah discourse.

free sex dikatakan suatu bentuk perbuatan yang rendahan dan pelakunya dikatakan sebagai seseorang yang tidak bermoral karena discourse yang terbentuk di masayarakat tersebut memberikan nilai tinggi untuk pernikahan dan keperawanan.
Jadi, salahkan discorsenya!
Hahahha..


Dear, kebetulan hari ini aku sangat hectic dari sejak jam 10, malamnya pun aku baru terima kabar kalau adikku kecelakaan karena di serang jambret dan sempat masuk UGD karena terlempar dari motornya.

Terus terang aku seharian sempat setengah pusing dan capek badan memikirkan hal-hal itu. Tapi aku berusahah enjoy, karena suatu masalah toh akan lewat seiring waktu yang juga terus ke depan.
Beberapa sms dan bbm yang masuk ke ponsel ku ku jawab seadanya. aku diminta tolong menemani sahabatku bertemu seorang klien di rumahnya.

Lumayan melelahkan dan haus karena klien tersebut tidak menghidangkan minum kepda kami, hahah.

Kami sempat sebentar beristirahat di kos, dan mulai di situ aku sempat mendapatkan komunikasi yang kurang enak dengan kekasihku. Halah.
Aku capai dan lelah dan dia cukup bawel menanyakan beberapa hal di telepon.
Aku mungkin sempat bernada tinggi dan dia tersinggung, walaupun aku merasa semuanya biasa saja.

Sengaja aku tidak menghubungi dia. Sepertinya dia pun begitu. Hal ini aku simpulkan sebagai kekerasan hati kami berdua untuk tetap stand di pemikiran kami masing2 terhadap hal tak mengenakan itu. Hingga akhirnya dia menanggapi beberapa status fb ku dan kami sempat berdebat masalah discourse dan culture.
Aneh.
Dia ingin kita mengkombinasikan discourse kami dan bersamaan dengan hal tersebut dia tidak peduli dengan discourse ku.
Hmmh..
Sebal juga.

Tak lama dia menghubungiku lewat telepon dan dengan nadanya yang enjoy dan tenang seperti biasa. Dia mengatakan body butter yang ku pesan di mbak sepupunya sudah datang. Dan mengatakan bahwa body butterku beraroma strawberry dan keju, bukan coklat.
SHHhhhh, kami pun tertawa tawa.  Kami sempat mengobrol sebentar mengenai jadwal pulangku ke rumah dan menyarankan aku tetap pulang ke rumah untuk melihat kondisi adik2ku. Tapi kupertimbangkan mereka sudah terhandle dengan baik karena diopname semua. Aku pikir ibuku pasti tidak terlalu sibuk. Dan aku masih harus konsentrasi dengan revisi final skripsiku. Aku ingin memberikan yang terbaik untuk S1 ku ini.

Lalu dia bertanya, "bagaimana dengan discourse?"
"hah, nanti kita bicarakan sesampainya aku di kos"
"Males"
"Ya sudah aku juga males dengan semuanya"
"aku maunya di depot assalamualaikum membahas discourse"

dan kami pun tertawa-tawa lagi.
Selesai?
Hope so.

Intinya? harus ada yang cair, dan memulai untuk ajak bicara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar